SURABAYA - Sejumlah prajurit TNI-AL berada di atas lambung kapal selam KRI Cakra-401 melintas di perairan laut Surabaya, Jatim, Senin (4/7) usai melakukan patroli menjaga kedaulatan wilayah laut NKRI. KRI Cakra-401 merupakan salah satu armada pemukul TNI AL yang telah ditingkatkan kemampuannya di DSME Korea Selatan dan dipersenjatai oleh 14 buah torpedo 21 inci. Saat ini KRI Nanggala-402 juga tengah melakukan perbaikan dan peningkatan kemampuan ditempat yang sama. FOTO ANTARA/M Risyal Hidayat/Koz/Spt/11.
Senin, 04 Juli 2011
Jumat, 17 Juni 2011
Kapal selam kelas Kilo
Kilo adalah nama kelas yang diberikan NATO untuk kapal selam militer bertenaga diesel buatan Rusia. Versi asli dari kapal selam ini di Rusia dikenal dengan nama Project 877. Kapal selam kelas ini juga memiliki versi yang lebih baru yang dikenal dengan namaImproved Kilo dan di Rusia dikenal dengan Project 636.
Berfungsi sebagai anti kapal permukaan dan anti kapal selam dan beroperasi di perairan dangkal. Kapal selam kelas Kilo mampu beroperasi dengan tenang. Project 636 dikenal sebagai salah satu kapal selam yang menghasilkan suara terlemah di dunia.
Kapal selam pertama kelas Kilo untuk Angkatan Laut Uni Soviet beroperasi pada tahun 1982. Angkata Laut Rusia masih memiliki kapal selam kelas ini, dan per tahun 2000 dilaporkan memiliki 14 buah kapal selam kelas ini termasuk 7 cadangan. 21 buah diekspor ke beberapa negara :
- Aljazair (2 kelas Kilo)
- Cina (2 kelas Kilo, 2 kelas Improved Kilo, dan 8 kelas Improved Kilo dalam pesanan)
- India (10 kelas Kilo)
- Iran (3 kelas Kilo)
- Polandia (1 kelas Kilo - ORP Orzel (kelas Kilo)
- Rumania (1 kelas Kilo, dalam keadaan tidak operasional)
Spesifikasi
Ada beberapa varian kelas Kilo sehingga spesifikasi berikut mungkin tidak cocok untuk semua varian. Berikut adalah spesifikasi secara kasar.
- Bobot :
- 2.300-2.350 ton ketika mengapung.
- 3.000-4.000 ton ketika menyelam.
- Dimensi :
- Panjang : 70-74 meter.
- Beam: 9.9 meter.
- Draft: 6.2-6.5 meter.
- Kecepatan maksimum
- 10-12 knot ketika mengapung.
- 17-25 knot ketika menyelam.
- Sistem propulsi : Diesel elektrik.
- Kedalaman maksimum : 300 meter (operasional : 240-250 meter).
- Ketahanan
- 400 mil ketika menyelam dengan kecepatan 3 knot.
- 6.000 mil ketika mengapung dengan kecepatan 7 knot (7.500 mil pada kelas Improved Kilo).
- 45 hari di laut.
- Persenjataan
Indonesia Persiapkan Para Ahli Dalam Alih Teknologi Pembuatan Kapal Selam
JAKARTA - Meski pemerintah menargetkan industri pertahanan sudah terbangun pada 2024, Indonesia diharapkan sudah bisa memproduksi kapal selam sendiri pada 2020. Untuk itu, seiring dengan jenis kapal selam yang akan dipilih nantinya, Indonesia akan siap memulai alih teknologi pembuatan kapal selam.
“Tahun ini akan kita siapkan insinyur-insinyur kita untuk proses alih teknologinya,” ujar Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda Susilo, kepada Tempo, Senin (6/6).
Tahap awal proses alih teknologi dilakukan dengan mengirimkan sumber daya manusia dari Indonesia untuk terlibat dalam perakitan kapal selam yang dipesan oleh pemerintah ke negara produsen kapal itu. Tahap berikutnya dari alih teknologi adalah perakitan dan produksi sebagian komponen kapal selam di Indonesia.
Susilo mengatakan tahun ini Indonesia berencana memesan dua kapal selam. Pada pemesanan berikutnya diharapkan perakitan salah satu unit yang dipesan bisa dilakukan di tanah air walaupun komponen dan alat-alat utamanya masih diimpor. "Misalnya kita beli tiga, yang dua diproduksi di sana (negara produsen), satu lagi kita rakit di sini," ujarnya.
Susilo mengatakan saat ini potensi pengembangan kapal selam di Indonesia memang belum ada. Industri kapal di dalam negeri belum menguasai teknologi pembuatan kapal selam maupun sumber daya manusia berupa tenaga ahli. Persoalan lain yang dihadapi untuk mengembangkan industri ini adalah investasi yang diperlukan sangat besar.
Indonesia, kata dia, juga belum memiliki galangan kapal dan kelengkapannya dengan kapasitas yang cukup besar untuk membangun kapal selam. Meskipun ada galangan yang cukup besar, diperlukan perbaikan dan penambahan fasilitas. "Biaya untuk membangun galangan kapal ini lebih besar dari biaya untuk pembelian satu unit kapal selam," kata Susilo.
Juru Bicara Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Silmy Karim mengatakan komite bersama Kementerian Pertahanan akan mendorong beberapa kebijakan untuk mendukung pertumbuhan industri pertahanan nasional. Salah satunya yang akan diusulkan adalah pembebasan bea masuk sparepart untuk industri pertahanan.
Ini dilakukan untuk memicu produksi alat pertahanan oleh perusahaan-perusahaan di dalam negeri. "Sekarang kami sedang menginventarisir komponen apa saja yang perlu diberi pembebasan bea masuk," katanya. Kementerian akan meminta agar peraturan pembebasan dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan khusus komponen pertahanan.
Sabtu, 11 Juni 2011
Kemhan Beri Pembekalan Pada Tim Engineering KF-X
BANDUNG - Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Sekjen Kemhan) Marsdya TNI Eris Herryanto, S.IP, M.A., memberikan pembekalan kepada Tim Engineering KF-X/IF-X, Kamis (2/6) di Lembang, Bandung.
Tim yang berjumlah 34 Engineers tersebut direncanakan akan diberangkatkan ke Korea Selatan pada bulan Juli 2011 mendatang. Tim yang terdiri dari Kemhan, TNI AU, ITB dan PTDI dikirim dalam rangka pelaksanaan tahap Technology Development Phase. Tahap ini merupakan bagian dari program pengembangan pesawat tempur KF-X/IF-X.
Pesawat tempur KF-X merupakan pesawat tempur baru generasi 4.5++ yang akan dikembangkan bersama antara Indonesia dan Korea Selatan.
"Tim Engineering asal Indonesia yang ditugaskan di sana harus benar-benar profesional, tangguh, penuh motifasi, inisiatif serta berdedikasi tinggi. Untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan pembekalan disamping agar setiap anggota Tim memiliki pemahaman yang sama mengenai apa yang menjadi tugas dari Tim selama di Korea Selatan," ungkap Eris.
Tahun 2020, Indonesia Akan Produksi Kapal Selam
TEMPO Interaktif, Jakarta - Meski pemerintah menargetkan industri pertahanan sudah terbangun pada 2024, Indonesia diharapkan sudah bisa memproduksi kapal selam sendiri pada 2020. Untuk itu, mulai tahun ini Indonesia akan mulai melakukan alih teknologi untuk pembuatan kapal tersebut.
“Tahun ini kita akan kirim insinyur-insinyur untuk memulai proses alih teknologi,” ujar Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda Susilo, kepadaTempo, Senin, 6 Juni 2011.
Tahap awal proses alih teknologi dilakukan dengan mengirimkan sumber daya manusia dari Indonesia untuk terlibat dalam perakitan kapal selam yang dipesan oleh pemerintah ke negara produsen kapal itu. Tahap berikutnya dari alih teknologi adalah perakitan dan produksi sebagian komponen kapal selam di Indonesia.
Susilo mengatakan tahun ini Indonesia berencana memesan dua kapal selam. Pada pemesanan berikutnya diharapkan perakitan salah satu unit yang dipesan bisa dilakukan di tanah air walaupun komponen dan alat-alat utamanya masih diimpor. "Misalnya kita beli tiga, yang dua diproduksi di sana (negara produsen), satu lagi kita rakit di sini," ujarnya.
Susilo mengatakan saat ini potensi pengembangan kapal selam di Indonesia memang belum ada. Industri kapal di dalam negeri belum menguasai teknologi pembuatan kapal selam maupun sumber daya manusia berupa tenaga ahli. Persoalan lain yang dihadapi untuk mengembangkan industri ini adalah investasi yang diperlukan sangat besar.
Indonesia, kata dia, juga belum memiliki galangan kapal dan kelengkapannya dengan kapasitas yang cukup besar untuk membangun kapal selam. Meskipun ada galangan yang cukup besar, diperlukan perbaikan dan penambahan fasilitas. "Biaya untuk membangun galangan kapal ini lebih besar dari biaya untuk pembelian satu unit kapal selam," kata Susilo.
Juru Bicara Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Silmy Karim mengatakan komite bersama Kementerian Pertahanan akan mendorong beberapa kebijakan untuk mendukung pertumbuhan industri pertahanan nasional. Salah satunya yang akan diusulkan adalah pembebasan bea masuk sparepart untuk industri pertahanan.
Ini dilakukan untuk memicu produksi alat pertahanan oleh perusahaan-perusahaan di dalam negeri. "Sekarang kami sedang menginventarisir komponen apa saja yang perlu diberi pembebasan bea masuk," katanya. Kementerian akan meminta agar peraturan pembebasan dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan khusus komponen pertahanan.
Pemerintah Siapkan Dana US$ 1 Milyar Untuk Membeli Kapal Selam
JAKARTA - Pemerintah menyiapkan anggaran lebih dari US$ 1 miliar (sekitar Rp 8,6 triliun) untuk membeli kapal selam TNI AL. Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda TNI Susilo, mengatakan rencana pembelian kapal selam sudah dianggarkan sejak 2005. Anggarannya, "Tidak lebih dari US$ 2 miliar," kata Susilo kepada Tempo, Minggu (5/6).
Pada 2005, pemerintah hanya menganggarkan US$ 700 juta, dengan asumsi harga kapal selam US$ 350-400 juta per unit. Seiring dengan berjalannya waktu, anggaran pun bertambah.
Untuk tahap awal, akan dipesan dua kapal selam untuk memperkuat armada TN AL. "Tahun ini kami harapkan bisa eksekusi," ujar Susilo. Sebelumnya, KSAL Soeparno, menyebutkan bahwa TNI AL membutuhkan minimal enam kapal selam.
Susilo menambahkan, idealnya TNI AL memiliki sepuluh kapal selam untuk menjaga wilayah laut Indonesia. Tiga unit untuk disiagakan di kawasan timur, tengah, dan barat perairan Indonesia. Tiga lainnya untuk pelatihan. Sisanya, "Cadangan jika kapal lain diperbaiki," kata dia.
Ditanya mengenai harga per-unit, Susilo enggan menyebutkan harga kapal selam yang akan dipesan. Susilo hanya mencontohkan kapal selam Scorpene produk Prancis yang dibeli Malaysia dengan harga 550 juta euro atau sekitar US$ 800 juta. "Tergantung kelengkapannya. Sekarang masih pembahasan teknis," katanya. Kapal selam TNI AL itu bakal dilengkapi senjata, seperti torpedo dan peluru kendali
Rusia Mundur dari Tender Kapal Selam RI
Kapal selam produksi DSME Korea Type 209-1450 Mod yang dipamerkan dalam Indodefence 2010
Pembelian Kapal Selam TNI dalam Tahap Memilih Negara Produsen
TEMPO Interaktif, Jakarta - Tim Evaluasi Pengadaan (TEP) Kementerian Pertahanan saat ini tengah menggodok rencana pembelian kapal selam untuk memperkuat armada TNI Angkatan Laut. Penggodokan sudah memasuki tahap memilih satu di antara tiga negara produsen yang telah mengajukan penawaran. "Tiga negara itu adalah Jerman, Prancis, dan Korea," kata Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Soeparno kepadaTempo, Minggu, 5 Juni 2011.
Sebelumnya, ada empat negara yang mengajukan penawaran kepada TNI. Namun, satu negara produsen, yakni Rusia, akhirnya mundur karena produk kapal selam yang ditawarkan tak sesuai dengan spesifikasi teknis yang dibutuhkan TNI AL. "Mereka menawarkan kapal selam besar," ujar Soeparno. Kapal selam yang dibutuhkan TNI AL, kata dia, tidak terlampau besar dan yang sesuai dengan kondisi perairan Indonesia.
Selain itu, pembelian kapal selam juga disesuaikan dengan anggaran yang tersedia. "Kalau kapal selam besar, anggarannya tidak mencukupi," ujarnya. Sayangnya, Soeparno enggan menyebut berapa jumlah anggaran yang disiapkan untuk membeli kapal selam itu. Namun, menurut dia, rencana membeli kapal selam sudah dianggarkan sejak tahun 2005 lalu.
Sebelumnya, Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda TNI Susilo mengatakan bahwa pada tahun ini pemerintah setidaknya akan membeli dua unit kapal selam. "Tahun ini kami harapkan bisa eksekusi," kata Susilo di kantornya, Jakarta, akhir Mei lalu.
Senada dengan Soeparno, Susilo mengatakan pembelian kapal selam disesuaikan dengan anggaran yang tersedia, mengingat mahalnya harga kapal selam. Ia mencontohkan kapal selam jenis Scorpene produk Prancis yang dibeli oleh negeri jiran, Malaysia, harganya mencapai 550 juta Euro atau lebih dari US$ 700 juta. Selain Prancis yang menawarkan Scorpene, Jerman menawarkan kapal selam jenis U-209 dan Korea Selatan menawarkan Chang Bogo.
Menurut Soeparno, TNI AL paling tidak membutuhkan sekurang-kurangnya enam buah kapal selam. Saat ini, TNI AL baru memiliki dua kapal selam, yakni KRI Cakra dan KRI Nanggala yang dimiliki sejak tahun 1980-an. Itu pun, KRI Cakra masih dalam perbaikan dan baru rampung Januari tahun depan. Untuk memenuhi jumlah miminal itu, "TNI AL butuh empat buah kapal selam lagi," katanya.
Namun, untuk dapat memenuhi jumlah ideal itu masih dibutuhkan waktu yang cukup lama. Pasalnya, setelah dipesan, proses pembuatan kapal selam butuh waktu bertahun-tahun. "Minimal tiga tahun," ujarnya.
Rabu, 01 Juni 2011
Pindad-FNSS Jajaki Kerja Sama Produksi Tank
FNSS pernah menampilkan rancangan tank ringan dengan basis ACV dan turret BMP3 (photo : Army Recognition)
Indonesia-Turki Jajaki Kerja Sama Produksi Tank
TEMPO Interaktif, Jakarta - Indonesia dan Turki tengah menjajaki kerja sama pembuatan tank kelas ringan(light tank). Kerja sama itu masih dijajaki di tingkat perusahaan atau produsen (business to business), sebelum meningkat pada kerja sama dua pemerintahan (G to G). Saat ini penjajakan dilakukan oleh PT Pindad dengan FNSS Defence Systems Co., produsen alat pertahanan dari Turki.
Tank ringan yang akan diproduksi bersama ini memiliki bobot sekitar 13-14 ton dan akan dilengkapi meriam kaliber 90-105 milimeter. "Tank jenis ini untuk memenuhi kebutuhan pasukan kavaleri TNI Angkatan Darat," kata Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda Susilo, kepada Tempo di kantornya, akhir pekan lalu.
Kerja sama ini merupakan tindak lanjut kesepakatan kerja sama Pemerintah RI dan Turki saat kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke negara itu, Juni tahun lalu. Kesepakatan tersebut lebih dimatangkan lagi saat Presiden Turki Abdullah Gul melakukan kunjungan balasan ke Jakarta, April 2011 lalu. "Kerja sama industri pertahanan dengan Turki saat ini sudah makin mengerucut," ujar Susilo.
Produsen dari Turki, FNSS, bahkan sudah mengirimkan prototipe tank ringan itu untuk dijajal oleh TNI AD dan PT Pindad. "Tapi, tank yang akan dibuat nanti spesifikasinya akan diajukan oleh TNI AD," kata dia."Mereka (Pindad dan FNSS) sudah menandatangani MoU (kesepakatan kerja sama)," kata dia.
Kerja sama industri pertahanan dengan Turki ini dilakukan karena negara tersebut bisa memahami kepentingan Indonesia. Seperti diketahui, saat ini pemerintah tengah menggalakkan pengembangan industri pertahanan dalam negeri. Karena itu, kerja sama industri pertahanan dengan luar negeri diprioritaskan pada negara-negara yang bisa memberikan transfer teknologi dan bersedia melakukan kerja sama produksi (joint production).
"Kalau transfer teknologinya besar dan mereka mau joint production, ini yang kami utamakan," kata Susilo. "Jadi, kami mendapatkan banyak benefit(keuntungan), tidak hanya membeli."
Tank ringan yang akan diproduksi bersama antara Indonesia dan Turki ini bakal memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang cukup besar. "Paling tidak bodinya kami (Indonesia) yang buat," kata dia.Instalasi, perakitan, dan desain juga menjadi porsi Indonesia.
Sementara engine (mesin) serta rantai tank akan dibuat oleh produsen Turki. "Untuk rantai tank, Indonesia masih belum bisa buat sendiri," ujarnya. Demikian juga mesin. Menurut Susilo, masih belum efisien jika Indonesia membuat mesin tank sendiri. "Kalau engine, masih lebih murah membeli daripada harus membangun pabrik mesin di sini."
Pemerintah Pastikan Beli Dua Kapal Selam Tahun Ini
Kapal selam Scorpene buatan Prancis (photo : DCNS)
Susilo mengatakan kementerian sedang memproses tawaran pembelian kapal selam dari beberapa negara. Meski demikian, ia tidak menyebutkan kapal selam buatan negara mana yang akan dipilih.Meski kesepakatan pembelian dilakukan tahun ini, dua kapal selam itu baru selesai dibangun lima tahun mendatang.
"Tawarannya banyak. Kami umumkan spesifikasi yang kami butuhkan seperti apa dan mereka yang mengajukan penawaran," katanya.Kebutuhan kapal selam untuk TNI Angkatan Laut sebenarnya lebih banyak. Saat ini Indonesia baru memiliki dua kapal selam.
Akan tetapi, Susilo mengatakan pembeliannya menyesuaikan ketersediaan anggaran. Ini karena harga kapal selam yang sangat mahal. Ia mencontohkan kapal selam jenis Scorpene yang dibeli Malaysia dari Prancis harganya mencapai €550 juta atau lebih dari US$700 juta.
Rencana pembelian kapal selam sudah digagas sejak 2009 lalu. Saat itu ada beberapa tawaran seperti kapal selam U-209 dari Jerman, U-209 Changbogo dari Korea Selatan, kapal selam Rusia Kelas Kilo, dan Scorpene dari Prancis.
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah memastikan rencana pembelian kapal selam tahun ini. Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laksamana Madya Susilo, mengatakan setidaknya ada dua unit kapal selam yang akan dibeli. "Tahun ini kami harapkan bisa eksekusi," katanya kepada Tempo di Jakarta, Jum'at, 27 Mei 2011.
Susilo mengatakan kementerian sedang memproses tawaran pembelian kapal selam dari beberapa negara. Meski demikian, ia tidak menyebutkan kapal selam buatan negara mana yang akan dipilih.Meski kesepakatan pembelian dilakukan tahun ini, dua kapal selam itu baru selesai dibangun lima tahun mendatang.
"Tawarannya banyak. Kami umumkan spesifikasi yang kami butuhkan seperti apa dan mereka yang mengajukan penawaran," katanya.Kebutuhan kapal selam untuk TNI Angkatan Laut sebenarnya lebih banyak. Saat ini Indonesia baru memiliki dua kapal selam.
Akan tetapi, Susilo mengatakan pembeliannya menyesuaikan ketersediaan anggaran. Ini karena harga kapal selam yang sangat mahal. Ia mencontohkan kapal selam jenis Scorpene yang dibeli Malaysia dari Prancis harganya mencapai €550 juta atau lebih dari US$700 juta.
Rencana pembelian kapal selam sudah digagas sejak 2009 lalu. Saat itu ada beberapa tawaran seperti kapal selam U-209 dari Jerman, U-209 Changbogo dari Korea Selatan, kapal selam Rusia Kelas Kilo, dan Scorpene dari Prancis.
Dirgantara Indonesia (PT. DI) akan Pasang 16-T 50 untuk Indonesia
pesanan Indonesia 16 T-50 pelatih
Indonesia telah menempatkan order $ 400 juta untuk 16 Korea Aerospace Industries T-50 Golden Eagle lanjut pelatih jet, pertama penjualan ekspor itu jenis.
Departemen Pertahanan Indonesia menandatangani kesepakatan pada Rabu, kata Enes Park, wakil presiden eksekutif KAI. Kontrak tersebut menetapkan bahwa pesawat harus disampaikan 18 bulan setelah penandatanganan perjanjian kredit antara Korea Selatan dan pemerintah-pemerintah Indonesia.
Pengumuman itu mengikuti surat 12 April pemerintah Indonesia dikirim ke KAI menunjuk perusahaan Korea Selatan sebagai pemenang lelang untuk menggantikan Indonesia, BAE Systems Hawk 53. Surat itu semua tapi disegel nasib T 50-saingan di kompetisi, Vodochody Aero L-159 dan Yakovlev Yak-130.
16 General Electric-powered pesawat F404 akan diproduksi di fasilitas KAI di Sacheon, Korea Selatan. Mereka akan dikirim ke Indonesia sebagian dibongkar, dimana Indonesia negara produsen pesawat PT Dirgantara Indonesia / Bahasa Indonesia Aerospace (PT. DI) akan berkumpul kembali mereka.
"Pesawat ini tentu mampu menjadi mengangkut, tapi mengangkut mereka memenuhi peraturan industri Indonesia," kata Park. "(Re-assembling) pesawat akan membantu mereka meningkatkan kemampuan mereka."
Meskipun upaya terbaik KAI dan pemerintah Korea Selatan, Thet-50 hilang kompetisi pelatih baik di Uni Emirat Arab dan Singapura ke Aermacchi Alenia M-346.
F/A-50 memerangi varian (Foto: vehibase)
T-50 lagi akan bersaing dengan pesaingnya di Israel dan Amerika Serikat. Pada tahun 2012, Angkatan Udara Israel akan memutuskan antara T-50 dan M-346 untuk menggantikan perusahaan Douglas A-4 Skyhawk pelatih. Pada awal Mei, Alenia Aermacchi general manager Alessandra Franzoni mengatakan Amerika kompetisi TX untuk menggantikan era 1960-an T Northrop-38C akan menjadi dua kuda perlombaan antara T-50 dan M-346.
Park menambahkan bahwa mungkin ada kemungkinan Indonesia menjual varian tempur T-50's, F/A-50 tersebut. "Sementara belum ada diskusi beton pada ini, ada kemungkinan berbeda ini di masa mendatang."
Indonesia juga masih terlibat dalam program-X yang diajukan Selatan Korea KF, kata Park. Di pameran udara Farnborough pada tahun 2010, Korea Selatan menandatangani nota kesepahaman dengan Indonesia, dengan yang terakhir berpotensi memberikan kontribusi hingga 20% dari biaya pengembangan X-KF. Indonesia saat ini melihat bagaimana mungkin berpartisipasi dalam proyek.The-50 membeli T hanyalah contoh terbaru dari upaya-upaya Jakarta untuk meng-upgrade's angkatan udara bangsa. Pada November 2010, itu dibeli delapan Embraer EMB-314 Super Tucano serangan pesawat ringan untuk menggantikan Vietnam War-era Rockwell OV-10 Broncos.Pada Januari 2011, diberikan Arinc Engineering Services sebuah kontrak $ 66,7 juta untuk memodernisasi lima Lockheed Martin C-130B.
Indonesia juga mempertimbangkan untuk mengupgrade 10 perusahaan Lockheed Martin F-16A / B pejuang. Laporan media mengatakan Jakarta akan membeli 24 ex-US Air Force F-16, namun hal ini belum secara resmi diumumkan oleh Washington atau Jakarta.
Korea Selatan Tandatangani Kontrak Ekspor T-50 ke Indonesia
T-50 di jalur produksi (Foto: KDN)
Korea tinta jet pelatih berurusan dengan Indonesia
Korea Aerospace Industries (KAI) hari Rabu menandatangani kontrak untuk mengekspor 50 T-jet pelatih ke Indonesia, seorang pejabat dari menjalankan pesawat-negara pembuat kata.
"Korea telah menandatangani kesepakatan $ 400 juta untuk ekspor 16 T-50," Lee Kyung-ho, seorang juru bicara KAI mengatakan, mencatat bahwa ini adalah pertama kalinya bagi negara itu untuk ekspor jet supersonik.
Dia mengatakan KAI akan memberikan 16 T-50 Golden Eagle jet supersonik pelatih tahun 2013.
Pada tanggal 12 April, Indonesia dipilih KAI sebagai pemenang lelang untuk program jet pelatih yang lebih dari 130 dan Rusia Yakovlev Yak-Republik Ceko, Aero L-159 Vodochody dua finalis lainnya dalam kompetisi.
Italia M-346, yang mengalahkan T-50 dalam transaksi akuisisi jet pelatih di Uni Emirat Arab pada tahun 2009 dan Singapura pada tahun 2010, adalah didiskualifikasi dari kompetisi di babak pertama penilaian pada bulan Mei tahun lalu.
Ekspor T-50 sempat dilemparkan ke pertanyaan ketika para pejabat intelijen Korea diduga masuk ke kamar hotel delegasi Indonesia berkunjung di Seoul pada 16 Februari.
Para pengamat mengatakan bahwa kesepakatan itu akan memiliki efek positif terhadap upaya negara untuk mengekspor pesawat ke negara-negara lain, termasuk Israel, Amerika Serikat, Polandia, India dan Uni Emirat Arab.
Mereka mengatakan pentingnya hubungan bilateral strategis dan dekat antara Korea dan Indonesia memainkan peran dalam proses pengambilan keputusan.
Indonesia dan Korea bekerja sama untuk bersama-sama mengembangkan sebuah pesawat tempur baru.
Korea pertama-tama mengungkapkan T-50 tahun 2005, menjadi produsen pesawat jet supersonik 12 dunia.
Selasa, 31 Mei 2011
Indonesia Akan Dapat 1 Prototype Pesawat KF-X
JAKARTA - Kerjasama Indonesia-Korea Selatan dalam pengembangan industri pembuatan jet tempur terus berlanjut. Proyek yang pembagian pembiayaannya 80 persen Korea Selatan dan 20 persen Indonesia ini rencananya akan membuat lima prototipe jet tempur KF-X/IF-X, pesawat tempur multimission generasi 4,5.
"Empat prototipe untuk Korea dan satu untuk kita (Indonesia)," kata Direktur Teknologi Industri Pertahanan, Ditjen Pothan, Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal TNI Agus Suyarso, dalam Seminar Industri Pertahanan di Gedung Antara, Jakarta, Rabu (18/5).
Dengan komposisi pembiayaan total 80:20 ini, artinya pemerintah hanya menyumbang US$ 1,01 miliar atau sekitar 10,1 triliun dari total biaya sebesar US$ 5,05 miliar. Proyek ini akan berlangsung selama 10 tahun, tepatnya hingga tahun 2020. "Nanti rencananya kalau untuk trading-nya 250 pesawat, 200 untuk mereka, 50 untuk kita," kata dia.
Kerjasama pembuatan pesawat tempur ini menjadi salah satu cara Indonesia dalam rangka pengembangan alutsista untuk kebutuhan sekarang dan masa depan. Selain itu juga untuk meningkatkan kemampuan industri pertahanan dan meningkatkan kemandirian dan sistem pertahanan strategis.
Filipina Minat Menbeli 3 Kapal LPD dari PAL
JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Laut Filipina Laksamana Muda Alexander Pama mengunjungi dua kapal perang TNI AL jenis Landing Platform Dock (LPD) di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Jakarta, Kamis (12/5).
Dalam kunjungan itu, Pama didampingi Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Marsetio dan Panglima Kolinlamil Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan. Dua kapal perang TNI Angkatan Laut jenis LPD yang dikunjungi adalah KRI Banda Aceh-593.
Petinggi matra laut Filipina itu melihat beberapa bagian kapal seperti anjungan dan geladak serta beberapa fasilitas lain. Peninjauan Pama ke dua kapal perang jenis LPD itu, terkait rencana Filipina membeli kapal sejenis dari PT PAL
. Beberapa waktu lalu, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengemukakan, Filipina berminat membeli kapal LPD buatan PT PAL. "Filipina berminat membeli kapal buatan PT PAL jenis kapal LPD (landing platform dock) yang yang bisa didarati helikopter," katanya. Menhan menjelaskan fungsi kapal itu sangat luas. Selain dapat mengangkut pasukan, kapal ini juga dapat dioperasikan untuk penanggulangan bencana.
"Filipina akan membeli tiga unit kapal LPD," kata Purnomo menambahkan. Ia mengatakan pemerintah terus menawarkan produk industri produk pertahanan nasional ke sejumlah negara calon pembeli seperti Filipina, Brunei, Malaysia, dan Vietnam.
Minggu, 08 Mei 2011
Vietnam Kilo 636 Kapal Selam Teknologi Tingkat lanjut Than Kilo Cina 636?
Komentar Han Hoa Majalah Militer pada bulan April, sumber terkemuka reputasi ahli teknologi militer di Moskow (Rusia) mengatakan bahwa di bawah perjanjian bilateral yang ditandatangani antara Rusia dan Vietnam, pada 2013, Vietnam akan menerima kapal selam pertama Kilo, setahun kemudian sebagai yang kedua dan yang terakhir akan disampaikan dalam 2017.Compared dengan-MK kapal selam 636 yang digunakan oleh Angkatan Laut Cina, MV 636 Kilo-kapal selam yang dijual Rusia ke Vietnam memiliki banyak perbedaan, yang terbesar adalah tentang persenjataan.
Pertama, Vietnam kapal selam Kilo akan dilengkapi dengan lahan pesiar serangan rudal-14E terbaru tipe 3M, dengan jangkauan 290 km.Rudal tidak Menteri Pertahanan Rusia menyetujui ekspor ke China.Selain Vietnam, dua negara lain mengekspor rudal 3M-14E Rusia adalah India dan Aljazair.
Selain itu, Kilo 636-MV kapal selam dilengkapi dengan radar kompleks multi-efek pasca GE2-01 tipe. Ini belum dihapus untuk ekspor ke China, keuntungan terbesar adalah meminimalkan kebisingan di lingkungan dan membantu diversifikasi arah tindakan.
Sonar sistem, Kilo 636-MK Cina kapal selam dilengkapi dengan sistem sonar MGK 400e tipe dasar. Sementara itu, Kilo 636-MV kapal selam menginstal sistem sonar MGK tipe 400e perbaikan. Dua sistem sonar memiliki kisaran terdengar sama, namun sistem sonar tipe 400e MGK dilengkapi dengan sinyal peningkatan kecepatan pengolahan dan kinerja yang lebih digital tingkat yang lebih tinggi.
Novator 3M-14E Club S rudal jenis serangan rudal jelajah tanah, kisaran 290km max (foto: Elforo)
Pada periskop, baik 636-MK kapal selam Kilo dan MV 636 Kilo-kapal selam dilengkapi dengan sistem optik terdengar, tetapi periskop digunakan untuk tugas Kilo 636-MV serangan kapal selam adalah pemasangan peralatan tambahan mengukur jarak dari sinar IR dan pemantauan sistem TV, Sementara itu, kapal selam Kilo 636MK terutama menggunakan alat optik dan tidak ada balok pengukuran jarak dari. Itu berarti kemampuan pertempuran di malam hari dan ketepatan serangan kapal selam 636-MV Kilo akan lebih tinggi dari 636 Kilo-MK kapal selam.
perbedaan Akhir ini adalah sistem yang AC 636-MV Kilo kapal selam menggunakan lebih sesuai dengan iklim, daerah tropis.
Selain perbedaan-perbedaan ini, kapal selam Kilo bahwa Rusia dijual ke Cina dan ekspor kapal selam Kilo Rusia ke Vietnam memiliki beberapa kesamaan, seperti rudal ini dilengkapi dengan 3M-54E anti-kapal, dan menggunakan baterai tipe E 476 perbaikan, umur panjang dan memenuhi persyaratan suhu air di Samudra Pasifik.
Sumber mengatakan bahwa waktu produksi dari dua kapal selam satu sama lain selama lebih dari 5 tahun, dilengkapi teknologi untuk 636 kapal selam Kilo-MV diberikan dengan lebih maju daripada Kilo 636-MK. Mengingat perbedaan tersebut di atas, menurut majalah itu, meskipun keduanya Kilo 636 M kapal selam, namun kesenjangan teknologi antara 636-MV kapal selam Kilo dan 636-MK kapal selam Kilo setidaknya 10 tahun.
Novator 3M-54E Club tipe S rudal anti kapal pesiar, kisaran 220km max (foto: Elforo)
Sekitar 6 kapal selam Kilo dijual oleh Rusia ke Vietnam, panjang memiliki informasi bahwa Vietnam dapat menggunakannya untuk membangun dua armada. Namun, menurut sumber, enam kapal selam dari 636 Kilo-MV Vietnam akan diatur merata, membentuk armada Rusia dan konstruksi akan bertanggung jawab atas semua media rudal repositori di pelabuhan laut dan suplai oksigen stasiun sebagai bagian dari isi perjanjian bilateral ditandatangani dengan Vietnam.
Terkait dengan harga pembelian Kilo 636-MVsubmarine, sebelumnya melaporkan bahwa Vietnam Angkatan Laut mungkin harus membeli kapal selam Kilo-MV 636 dengan harga tinggi. Namun menurut sumber, harga 636-MV kapal selam Kilo bahwa Rusia dijual ke Vietnam benar-benar benar dan harga saat ini Rusia telah mulai memproduksi 636 kapal selam Kilo pertama untuk Vietnam.
Jumat, 29 April 2011
KRI Oswald Siahaan-354 Reload Rudal Yakhont
SURABAYA - Kapal Perang KRI Oswald Siahaan-354 (KRI-OWA) melakukan loading dan unloading rudal Yakhont di Dermaga PT.PAL Indonesia Jum’at (29/4). Pengisian Rudal kedalam peluncurnya ini melibatkan personel KRI-OWA dan Dinas Materiil Senjata Dan Elektronika (Dissenlekal) Mabesal serta teknisi serta peralatan pendukung dari PT.PAL. FOTO: DISPENARMATIM
Pindad Serahkan Prototipe SLT Latih Kal 64 mm
Perkembangan Alutsista militer di dunia semakin maju, berbagai produk Alutsista dibuat semakin modern sehingga efektif untuk memenangkan pertempuran. PT. Pindad (Persero) merupakan salah satu industri dalam negeri milik Pemerintah Republik Indonesia yang memproduksi bermacam senjata termasuk kendaraan tempur Panser.Keberadaan PT. Pindad (Persero) sangat potensial berkembang sepadan dengan industri negara maju apabila dapat menyerap teknologi negara maju. Litbang Pussenif sebagai Staf Danpussenif Kodiklat TNI AD mempunyai andil dalam pengembangan kualitas produk PT. Pindad agar sejajar dengan produk negara maju. Kunjungan Danpusenif Kodiklat TNI AD ke PT. Pindad (Persero). Pada hari Kamis, 7 April 2011 Danpussenif Kodiklat TNI AD dan Wadan Pussenif serta Sekretaris Pussenif, Danpusdikif, para Direktur Pussenif dan para Pamen Ahli Pussenif melakukan kunjungan kerja ke PT. Pindad (Persero) Bandung.
Sambutan Danpussenif Kodiklat TNI AD. Danpussenif Kodiklat TNI AD Mayor Jenderal TNI Siswondo, S. IP dan rombongan disambut Dirsista PT. Pindad (Persero) Bapak Ir. M. Irianto. Pada kesempatan tersebut Mayor Jenderal TNI Siswondo, S. IP dalam sambutanya mengatakan :Pussenif dan PT. Pindad mempunyai peran dalam mengembangkan kemajuan bersama. PT Pindad sebagai produsen Alutsista perlu mendapat dukungan dalam peningkatan kualitas sedangkan Pussenif adalah Induk Satuan Infanteri TNI AD. Saat ini Satuan Infanteri sebagian senjatanya diproduksi PT. Pindad (Persero).
Pemenuhan kebutuhan senjata Satuan Infanteri diharapkan mampu mewujudkan satuan yang tangguh dan modern guna mendukung pelaksanaan tugas. Sesuai amanat Presiden RI pada upacara Hari Jadi TNI ke 65 tahun 2010 disebutkan bahwa pemenuhan kebutuhan TNI diprioritaskan enggunakan produksi dalam negeri. Menyikapi amanat tersebut PT. Pindad (Persero) sebagai industri dalam negeri yang memproduksi materiil/senjata TNI AD khususnya Satuan Infanteri maka dihadapkan pada perkembangan teknologi senjata militer keberadaan PT. Pindad (Persero) adalah mitra kerja Pussenif. Kegiatan antara Pussenif dan PT. Pindad yang telah terjalin diantaranya static show senjata Infanteri produk Pindad pada event Rabiniscabif, Lomba Tembak Piala Kasad serta Apel Dansat. Kegiatan lainnya yaitu uji coba panser dan yang baru saja dilaksanakan adalah pengujian operasional senjata senapan serbu (SS2). Berkaitan hal teknis dan taktis penggunaan senjata Infanteri di lapangan atau di medan tugas, maka komunikasi antara PT. Pindad dengan Pussenif perlu dipererat guna optimalisasi kualitas produk.
Penyerahan model rancang bangun SLT Latih Kaliber 64 mm. Pada acara kunjungan kerja dilaksanakan penyerahan model senjata rancang bangun SLT latih kaliber 64 mm sebagai hasil kerjasama program Litbanghan TA. 2010 antara Litbang Pussenif dengan PT. Pindad. Pada TA. 2011 program kegiatan rancang bangun type senjata lawan tank latih merupakan kelanjutan dari rancang bangun model SLT latih.Program ini dalam rangka mendukung pembuatan sarana latihan menembak prajurit di satuan. Program rancang bangun type senjata lawan tank bermanfaat bagi prajurit karena tidak memerlukan latihan khusus dan dapat digunakan di sekitar pangkalan.
Kapal Patroli Baru untuk Angkatan Laut Vietnam Diluncurkan
Ketiga Svetlyak kelas untuk Vietnam Angkatan Laut (photo: Arms Expo)
St Petersburg Almaz perusahaan pembuatan kapal diluncurkan pada proyek kapal patroli 10412 ketiga, di bawah konstruksi untuk Viet Nam Angkatan Laut, menurut siaran pers perusahaan. Saat ini, kapal berlabuh di dermaga dinding pabrik, yang akan selesai. Ketika patroli baru akan dikirimkan kepada pelanggan, tidak dirinci.
Vietnam Angkatan Laut harus mendapatkan total empat kapal patroli) "proyek (10.412 ekspor versi proyek 10.410" Svetlyak. Dua kapal tersebut telah mengaku Angkatan Laut Vietnam. Konstruksi ofthe kedua terakhir berada di bawah kontrak yang ditandatangani pada bulan Juli 2009. Sebelumnya melaporkan bahwa kesepakatan ini diperkirakan sebesar $ 60 juta.
Proyek 10.412 kapal memiliki perpindahan 375 ton dan mampu kecepatan hingga 30 knot. Rentang patroli adalah 2,2 ribu mil. Perahu bersenjata dengan 30-mm AK-instalasi artileri 306, 7,56-mm-176M senapan AK mount, 16 peluncur roket Igla-1M dan dua senapan mesin 14,5 mm.
2 Panser Anoa Dikirim ke Brunei untuk Uji Coba
Panser Anoa 6x6 buatan PT Pindad (photo : MILITER)
Panser Anoa buatan Pindad ditaksir banyak negara
JAKARTA. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengklaim industri pertahanan dalam negeri lebih kompetitif dibandingkan dengan luar negeri. Salah satu contohnya adalah panser Anoa buatan PT Pindad.Purnomo mengatakan, banyak negara yang berminat membeli panser tersebut. Dia menyebutkan seperti Malaysia, Brunei dan Timor Leste.
Menurutnya, jika sebelumya harganya per unitnya berkisar Rp 100 miliar maka sekarang lebih murah yakni berkisar Rp 80 miliar. "Kami dulu membuat dengan mesin Renault, kini sedang bicara dengan beberapa pabrikan seperti Mercy nantinya bisa lebih murah," paparnya akhir pekan lalu.
Purnomo menyebutkan, Pindad telah mengirimkan dua Anoa untuk diuji coba di Brunei. "Mereka sedang coba dulu. Make sure dulu bahwa produk itu sesuai dengan mereka," katanya.
Selain Anoa, juga telah dikirimkan senjata serbu SS2. Purnomo menambahkan selain kedua produk itu tengah menawarkan pesawat CN 235 pabrikan PT Dirgantara Indonesia (PT DI). "Juli mendatang kami akan memanfaatkan ajang Brunei Industrial Defend Expo di Brunei untuk memamerkan produk alutsista," jelasnya.
Rudal Rusia, Rudal China, dan Pertahanan Perbatasan
Peluru kendali (rudal) Yakhont meluncur ke udara setelah ditembakkan dari Kapal Republik Indonesia Oswald Siahaan-354 (jenis kapal perusak kawal kelas Fregat Van Speijk) di perairan Samudra Hindia, Rabu (20/4). photo : Kompas-Hendra A Setyawan)
Selangkah demi selangkah upaya membangun pertahanan Republik Indonesia dibangun sejak krisis Timor Timur tahun 2000. Embargo senjata dari Amerika Serikat membuat Indonesia beralih kepada dua negara yang sempat menjadi sahabat erat pada era Soekarno, yakni Rusia dan China.
Salah satu jenis persenjataan dari Rusia dan China yang memperkuat pertahanan Indonesia adalah peluru kendali. Peluru kendali paling canggih yang dimiliki adalah jenis Yakhont buatan Rusia dengan jarak jelajah (cruising range) 300 kilometer. ”Ini merupakan rudal dengan jangkauan terjauh yang saat ini kita miliki,” ujar Komandan Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Timur Laksamana Pertama Soleman Banjar Nahor, dalam latihan penembakan rudal Yakhont di perairan Samudra Hindia, Rabu (20/4) pekan lalu.
Keberadaan Yakhont memang strategis bagi pertahanan Indonesia. Jangkauan 300 kilometer yang dimiliki Yakhont seandainya ditempatkan di pesisir timur dan utara Sumatera dapat menjangkau Semenanjung Malaya, Thailand Selatan, serta Kepulauan Nicobar dan Andaman. Seandainya digelar di Kepulauan Natuna-Anambas, rudal tersebut dapat mencapai sasaran di sekitar Kepulauan Spratly dan Paracel, yang menurut pengamat Barat dapat menjadi potensi konflik pada masa depan karena pertentangan China-Amerika Serikat (AS) yang tentu saja akan berdampak pada ASEAN.
Peluncuran rudal Yakhont dari fregat KRI Oswald Siahaan (photo : Vivanews)
Seandainya digelar di wilayah timur Indonesia, di kawasan Sulawesi Utara, Maluku Utara, atau Papua, rudal Yakhont dapat menjangkau sasaran di Filipina selatan hingga Guam, yang menjadi salah satu basis militer terdepan AS. Adapun di wilayah selatan, di sekitar Kupang dan perairan Timor, rudal tersebut dapat menjangkau sasaran di Darwin dan sebagian kawasan Northern Territory Australia.
Soleman menambahkan, saat ini platform penembakan rudal Yakhont baru dimiliki kapal Armada RI Kawasan Timur yang relatif lebih besar dibandingkan dengan kapal milik Armada RI Kawasan Barat. ”Ke depan Armabar juga akan mampu mengoperasikan Yakhont,” tutur dia.
Seorang perwira muda di Komando Lintas Laut Militer mengatakan, Yakhont dapat ditembakkan dari beragam platform, seperti silo-penyimpanan rudal-di darat, kendaraan tempur, hingga pesawat tempur pengebom seperti Sukhoi. Penembakan melalui pesawat tempur pengebom tentu menambah jauh jangkauan serangan rudal Yakhont!
Rudal dengan hulu ledak (warhead) 300 kilogram bahan peledak itu memiliki dimensi panjang 8,9 meter, diameter 72 sentimeter, dan memiliki kecepatan maksimum hingga 2,5 mach (kecepatan suara). Dalam uji tembak di Samudra Hindia di selatan Selat Sunda, rudal Yakhont menjangkau sasaran di lautan sebelah selatan Pulau Enggano yang berjarak 250 kilometer dalam enam menit saja.
Lintasan rudal Yakhont buatan Rusia (photo : ARC)
Kepala Pusat Penerangan Umum Mabes TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul mengatakan, keberadaan rudal Yakhont dalam persenjataan TNI lebih ditujukan sebagai detterent (penangkal) terhadap upaya agresi ataupun tindakan tidak bersahabat dari negara tetangga. ”Tentu saja kita mengutamakan perdamaian ASEAN. Apalagi Indonesia adalah negara yang menjadi teladan di ASEAN,” ungkapnya lagi.
Rudal China
Selain persenjataan Rusia, rudal buatan China juga memperkuat persenjataan TNI. Soleman menceritakan adanya rudal buatan China tipe C-802A dan C-705. Rudal itu merupakan jenis ”Exocet” buatan China.
”Sejumlah kapal perang kita diperlengkapi rudal itu. Sejenis dengan rudal-rudal yang memperkuat kapal perang Kerajaan Thailand yang juga dibuat China,” kata Soleman.
Beberapa tahun lalu, Kompas sempat mengunjungi HTMS Taksin yang sempat singgah di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Kapal latih Angkatan Laut Kerajaan Thailand tersebut dibuat galangan kapal di Shanghai dan memiliki rudal buatan China. Pekan lalu HTMS Taksin kembali singgah di Indonesia, tepatnya di Pelabuhan Benoa, Bali.
Rudal China dengan jangkauan sekitar 70 kilometer hingga 90 kilometer itu turut memperkuat persenjataan Republik Indonesia. Tentu saja di samping persoalan embargo, produk persenjataan buatan Rusia dan China lebih murah jika dibandingkan produk sejenis buatan AS.
Sebuah kapal perang baru, yang akan diluncurkan di Batam, Kepulauan Riau, Senin (25/4), juga diperkuat dengan persenjataan China, termasuk rudal C-802A. Seperti pada tahun 1960-an, persenjataan untuk menjaga wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang waktu itu disegani di belahan bumi selatan, kembali diperkuat arsenal produksi Blok Timur: Rusia dan China.(Iwan Santosa).
Peran Perbekalan dan Uji tembak Meriam
LAUT JAWA - KRI Sultan Hasanudin-366 mendekati KRI Oswald Siahaan-354 untuk latihan Peran Perbekalan, di Laut Jawa, Jumat (22/4). Peran Perbekalan yang dilakukan antar kapal perang tersebut, dalam rangka latihan tempur laut Operasi Jala Perkasa. FOTO ANTARA/Eric Ireng/Koz/pras/11.
Rabu, 20 April 2011
Thailand Memilih ESSM untuk frigat
RIM-162 Evolved Sea Sparrow Missile (ESSM) merupakan pengembangan dari rudal-7 Sea Sparrow RIM, rentang-menengah permukaan-ke-udara rudal bisa mencapai target 50 + km dan mach 4 + dengan radar semi-aktif merpati dari panduan sistem rudal (Foto: US Navy)
Royal Thai Navys dua Naresuan kelas (Tipe 25T) frigat akan menerima RIM-162 Evolved SeaSparrow () ESSM rudal pertahanan udara Rudal sebagai bagian dari kehidupan mereparasi program-pertengahan dimulai pada tahun 2012.
HTMS Naresuan 421, adalah versi modifikasi dari buatan Cina Type 053 tongkol dibangun oleh galangan kapal Zhonghua dan ditugaskan pada tahun 1995, frigat memiliki panjang 120,5 m dan 2.980 ton beban penuh (Foto: worldwarships)
Raytheon telah dipilih untuk menyediakan-jangkauan semi-dipandu-rudal aktif radar menengah untuk built-frigat Cina, seorang eksekutif perusahaan mengatakan Janes di Liga Angkatan Laut Sea-Air-Space 2011 Pameran AS pada tanggal 12 April.
Enam Senjata Strategis TNI AL Sukses di Ujicoba
BENGKULU - TNI Angkatan Laut sukses melakukan uji coba enam senjata strategis di Samudera Hindia atau sebelah barat Selat Sunda, Rabu (20/4).
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI, Laksamana Muda Iskandar Sitompul, mengatakan, uji coba beberapa senjata strategis itu merupakan upaya TNI menjaga kedaulatan dan tegaknya NKRI. "TNI AL sebagai salah satu pertahanan negara dituntut berperan aktif dalam menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara," katanya.
Enam senjata strategis tersebut diantaranya : rudal Yakhont, Exocet MM-40, Torpedo SUT, Mistral, Seacat dan RBU 6000. Rudal Yakhont ditembakkan dari Fregat Van Speijk class KRI Oswald Siahaan-354 sukses ditembak menuju sasaran yang berjarak 250Km yakni eks kapal perang KRI Teluk Bayur-502. Rudal Yakhont yang ditembakkan merupakan salah satu dari empat rudal yang dibawa KRI Oswald Siahaan-354.
Sedangkan, rudal Exocet MM-40 dan rudal penangkis serangan udara Mistral ditembakkan dari Korvet Sigma class KRI Hassanuddin-366 dan torpedo SUT ditembakkan dari kapal selam kelas 209 KRI Cakra-402. Untuk rudal anti pesawat Seacat ditembakkan dari KRI Karel Satsuit Tubun-358 dan KRI Oswald Siahaan-354. Roket anti-sub-mortar RBU 6000 ditembakkan dari Korvet Parchim class KRI Cut Nyak Dien-375.
"Kapal yang menjadi sasaran telah berhasil dihancurkan dan tenggelam," ungkap Kapuspen. Diungkapkan alasan dibelinya rudal Yakhont dari Rusia, karena berdasarkan kajian rudal Yakhont ini memenuhi standar geografi di Indonesia. "Beberapa rudal sudah kita beli," katanya yang enggan menyebutkan jumlah rudal yang dibeli.
Komandan Gugus Tugas Senjata Strategis TNI AL, Laksamana Pertama TNI Sulaeman Banjarnahor, mengatakan, dalam uji tembak tersebut rudal Yakhont hanya membutuhkan waktu sekitar enam menit mencapai sasaran. Sulaeman mengatakan, TNI AL melibatkan sekitar 19 kapal perang dan empat unit helikopter untuk melakukan uji coba itu.
Menurut dia, rudal Yakhont sebenarnya sudah dimiliki sejak tahun 2007, namun TNI AL baru bisa melakukan uji coba kali ini karena untuk mengintegrasikan sistem kapal dengan rudal membutuhkan waktu yang lama.
Rombongan VIP Batal Menyaksikan
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan tiga kepala staf angkatan serta sejumlah anggota DPR dari Komisi I batal menyaksikan uji coba enam senjata strategis di Samudera Hindia atau sebelah barat Selat Sunda.
Rencananya rombongan VIP yang di angkut menggunakan dua helikopter ini bakal mendarat di Helipad KRI Surabaya-591 yang telah disiapkan sejak Rabu pagi, namun hingga pukul 10.40 WIB yang bersamaan dengan proses peluncuran rudal rombongan VIP tak kunjung datang.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Laksamana Muda TNI, Iskandar Sitompul, membenarkan ketidakhadiran para petinggi TNI tersebut. "Kedatangan pejabat dan petinggi TNI sudah direncanakan dengan baik, helikopter yang membawanya dari Jakarta sebenarnya sudah setengah perjalanan menuju Samudera Hindia, namun karena cuaca buruk rombongan akhirnya kembali lagi ke Jakarta," katanya. Rombongan VIP tersebut terbang dari Bandara Halim Perdanakusuma.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI, Laksamana Muda Iskandar Sitompul, mengatakan, uji coba beberapa senjata strategis itu merupakan upaya TNI menjaga kedaulatan dan tegaknya NKRI. "TNI AL sebagai salah satu pertahanan negara dituntut berperan aktif dalam menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara," katanya.
Enam senjata strategis tersebut diantaranya : rudal Yakhont, Exocet MM-40, Torpedo SUT, Mistral, Seacat dan RBU 6000. Rudal Yakhont ditembakkan dari Fregat Van Speijk class KRI Oswald Siahaan-354 sukses ditembak menuju sasaran yang berjarak 250Km yakni eks kapal perang KRI Teluk Bayur-502. Rudal Yakhont yang ditembakkan merupakan salah satu dari empat rudal yang dibawa KRI Oswald Siahaan-354.
Sedangkan, rudal Exocet MM-40 dan rudal penangkis serangan udara Mistral ditembakkan dari Korvet Sigma class KRI Hassanuddin-366 dan torpedo SUT ditembakkan dari kapal selam kelas 209 KRI Cakra-402. Untuk rudal anti pesawat Seacat ditembakkan dari KRI Karel Satsuit Tubun-358 dan KRI Oswald Siahaan-354. Roket anti-sub-mortar RBU 6000 ditembakkan dari Korvet Parchim class KRI Cut Nyak Dien-375.
"Kapal yang menjadi sasaran telah berhasil dihancurkan dan tenggelam," ungkap Kapuspen. Diungkapkan alasan dibelinya rudal Yakhont dari Rusia, karena berdasarkan kajian rudal Yakhont ini memenuhi standar geografi di Indonesia. "Beberapa rudal sudah kita beli," katanya yang enggan menyebutkan jumlah rudal yang dibeli.
Komandan Gugus Tugas Senjata Strategis TNI AL, Laksamana Pertama TNI Sulaeman Banjarnahor, mengatakan, dalam uji tembak tersebut rudal Yakhont hanya membutuhkan waktu sekitar enam menit mencapai sasaran. Sulaeman mengatakan, TNI AL melibatkan sekitar 19 kapal perang dan empat unit helikopter untuk melakukan uji coba itu.
Menurut dia, rudal Yakhont sebenarnya sudah dimiliki sejak tahun 2007, namun TNI AL baru bisa melakukan uji coba kali ini karena untuk mengintegrasikan sistem kapal dengan rudal membutuhkan waktu yang lama.
Rombongan VIP Batal Menyaksikan
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan tiga kepala staf angkatan serta sejumlah anggota DPR dari Komisi I batal menyaksikan uji coba enam senjata strategis di Samudera Hindia atau sebelah barat Selat Sunda.
Rencananya rombongan VIP yang di angkut menggunakan dua helikopter ini bakal mendarat di Helipad KRI Surabaya-591 yang telah disiapkan sejak Rabu pagi, namun hingga pukul 10.40 WIB yang bersamaan dengan proses peluncuran rudal rombongan VIP tak kunjung datang.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Laksamana Muda TNI, Iskandar Sitompul, membenarkan ketidakhadiran para petinggi TNI tersebut. "Kedatangan pejabat dan petinggi TNI sudah direncanakan dengan baik, helikopter yang membawanya dari Jakarta sebenarnya sudah setengah perjalanan menuju Samudera Hindia, namun karena cuaca buruk rombongan akhirnya kembali lagi ke Jakarta," katanya. Rombongan VIP tersebut terbang dari Bandara Halim Perdanakusuma.
TNI AL Sukses Memodifikasi Rudal SAM Seacat
SELAT SUNDA - Sebuah Rudal anti pesawat (SAM) Seacat yang sudah dimodifikasi milik TNI AL, ditembakkan dari buritan KRI Oswald Siahaan-354 (KRI OWA-354), saat berlayar di Selat Sunda, Selasa (19/4). Rudal seacat adalah jenis rudal anti pesawat jarak pendek buatan Inggris. Di Inggris pembuatan rudal ini dimaksudkan untuk mengganti meriam anti pesawat Bofors 40mm, dan seacat menjadi rudal SAM pertama yang dioperasikan dikapal sebagai point-defence missile system. Rudal Seacat memiliki spesifikasi kecepatan tembak 228,60 m per detik, panjang 154,8 Cm dan jarak tembak maksimum 5 Km tersebut, dalam rangka Operasi Jala Perkasa.FOTO ANTARA/Eric Ireng/spt/hm/11
Formasi Tempur Laut Korvet Kelas Parchim TNI AL
JAKARTA - KRI Imam Bonjol menembakkkan roket anti kapal selam jenis RBU 6000, Rabu (20/4). Latihan formasi tempur laut tersebut bertujuan meningkatkan profesionalisme dan kesiapan operasional Alutsista serta mengetahui kehandalan, tingkat akurasi perkenaan sasaran dan daya hancur. FOTO ANTARA/Yudhi Mahatma/spt/11
Uji Tembak Rudal Yakhont Sukses dilaksanakan
BANTEN - Foto-foto uji tembak rudal Yakhont dari KRI Oswald Siahaan-354 dan rudal-rudal lainnya di perairan Samudra Hindia, Rabu (20/4). Rudal Yakhont buatan Rusia ini menembak sasaran eks-KRI Teluk Bayur-502 dengan jarak 135 mil laut (250km) di Perairan Samudera Hindia, sebelah barat Sumatera. Yakhont mempunyai jangkauan tembak 300 km dengan kecepatan terbang 2,5 mach, daya ledak 300 kg , ketinggian terbang 14000 meter serta dilengkapi dengan peralatan pendorong supersonic ramjet. FOTO ANTARA/Prasetyo Utomo/spt/11
Langganan:
Postingan (Atom)