Konstruksi
Konsep Desain kapal perang amfibi BIP-19 (Mistral Class) pertama kali diumumkan ke publik pada event Euronaval 1998, begitu pula dengan pemenang kontrak pembuatan oleh galangan kapal Direction des Constructions Navales (DCN, sebelum menjadi DCNS) di kota Brest dan galangan Chantiers de l' Atlantique di kota Saint-Nazaire.
Rencananya beberapa parts Mistral di sub ke perusahaan-perusahaan lokal seperti Stocznia Remontowa de Gdańsk dan Thales. Thales diber tanggung jawab pada sistem komunikasi dan radar Mistral. Untuk instalasi mesin dilakukan di kota Lorient dan managemen sistem pertempuran (CMS) di kerjakan di Toulon.
Namun hingga Desember 2000 konstruksi dua kapal pertama, Mistral (L9013) dan Tonnerre (L9014) belum dikerjakan DCN karena kontrak belum diterima dari pemerintah Perancis. Kontrak baru di terima DCNS pada 22 Desember 2000, itupun setelah mendapat persetujuan otoritas pembelian pemerintah (Union des achats d'groupements public, UGAP). Konstruksi efektif berjalan pada akhir Juli 2001.
Galangan Chantiers de l'Atlantique ditugasi membuat modul depan kapal, dan perusahaan ini bertanggung jawab membawa modul tersebut setelah jadi ke galangan kapal DCN di Brest untuk perakitan akhir.
Pengerjaan satu unit kapal kelas Mistral memakan waktu hingga 34 bulan, dengan memakan biaya sekitar 685 juta Euro. Perkiraaan biaya yang sama dengan biaya pembuatan satu kapal HMS Ocean atau satu kapal USS San Antonio.
Proses pengerjaan dan assembling modul kapal Mistral Class
DCN memulai peletakan lunas bagian belakang di kedua kapal pada tahun 2002, Mistral pada 9 Juli dan Tonnerre pada 13 Desember. Sedangkan Chantiers de l'Atlantique melakukan peletakan lunas bagian depan kapal Mistral pada 28 Januari 2003 dan Tonnerre pada Februari 2003. Blok pertama buritan Tonnerre ditempatkan di drydock pada 26 Agustus 2003 dan Mistral pada 23 Oktober 2003. Keduanya dikumpulkan berdampingan di drydock yang sama.
Bagian haluan Mistral ditarik meninggalkan kota Saint-Nazaire pada 16 Juli 2004 dan tiba di DCN pada 19 Juli 2004. Kemudian pada 30 Juli 2004 kedua bagian Mistral digabung melalui proses kombinasi jumbostation di dermaga 9 DCN, sedangkan Tonnerre melakukan proses yang sama pada 2 Mei 2005.
Mistral diluncurkan sesuai jadwal pada 6 Oktober 2004, sedangkan Tonnerre diluncurkan pada 26 Juli 2005. Namun penyerahan kedua kapal tertunda satu tahun karena permasalahan sensor sistem SENIT 9 dan kesalahan rancangan di lantai linoleum pada bagian depan kapal. Akhirnya kapal resmi beroperasi di AL Perancis pada 15 Desember 2006 (Mistral) dan 1 Agustus 2007 (Tonnerre).
Dek dan Hanggar
Berdasarkan bobot tonase kapal, Mistral dan Tonnerre termasuk kapal perang terbesar dalam jajaran armada AL Perancis setelah kapal induk nuklir Charles de Gaulle. Namun keduanya (Mistral dan Charles de Gaulle) mempunyai ketinggian batas air yang sama.
Dek landasan helikopter mempunyai luas sekitar 6.400 meter persegi dengan enam titik pendaratan, dimana salah satunya mampu menopang berat helikopter berbobot 33 ton. Di bawahnya terdapat dek hanggar helikopter seluas 1.800 meter persegi, di hanggar ini perawatan heli dilakukan. Untuk mempermudah perawatan hanggar ini telah dilengkapi dengan overhead crane.
Landasan dan hanggar helikopter dihubungkan oleh dua unit lift yang mampu mengangkat bobot seberat 13 ton. Lift utama terletak di bagian belakang kapal dengan luas 225 meter persegi, lift ini cukup luas menampung helikopter tanpa harus melipat rotor heli. Pada lift kedua punya luas 120 meter persegi yang dilengkapi dengan alat bantu derek (crane) yang diletakkan di belakang superstruktur.
Semua helikopter militer yang dioperasikan Perancis dituntut harus mampu lepas landas dari atas kapal Mistral, saat ini Perancis mengoperasikan beberapa jenis heli diantaranya : Westland Lynx, Cougar, NH90, Puma, Écureuil, Panther dan heli serang Tigre. Russia pun menuntut hal yang sama ke DCNS, dimana heli-heli militer harus bisa lepas landas dari dek Mistral yang akan dibelinya.
Dek landasan heli di Mistral mempunyai luas 6400 meter persegi. Tampak heli angkut berat AS mendarat diatas geladak Mistral
Pada 10 Mei 2007, sebuah heli angkut berat CH-53 Sea Stallion dari US Navy juga pernah melakukan pendaratan dikapal Mistral. Menurut komandan pertama FS Mistral, Capitaine de vaisseau Gilles Humeau, kapasitas landasan dan hanggar deck memungkinkan kapal menampung operasional heli hingga 30 unit helikopter.
Kapal Mistral juga mampu menampung hingga 450 tentara, untuk kondisi tertentu kemampuannya bisa ditingkatkan hingga dua kali lipatnya. Hanggar kendaraan tempur mempunyai luas sekitar 2.650 meter persegi, dengan kemampuan angkut sekitar 40 batalion tank atau 13 kompi tank jenis Leclerc dan 46 kendaraan tempur lainnya.
Sebagai perbandingan, kapal kelas Foudre dapat membawa hingga 100 kendaraan tempur, termasuk 22 tank AMX- 30, padahal kapal ini hanya mempunyai luas hanggar kurang dari 1.000 meter persegi.
Untuk hanggar debarkasi basah mempunyai luas 885 meter persegi, yang mampu menampung empat kapal pendarat atau dua kapal pendarat jenis hovercraft LCAC ukuran sedang. Meskipun Perancis belum tertarik membeli LCAC, namun AL Perancis mulai mempertimbangkan pembeliannya karena kemampuannya mendaratkan platform di hampir 70% garis pantai yang ada di dunia.
Kapal pendarat konvensional mempunyai keterbatasan pada pendaratan di lokasi berpasir dan berrawa-rawa. Saat ini litbang AL Perancis (DGA) tengah mengembangkan dan memodernisasi armada kapal pendaratnya dengan yang berukuran 59 ton.
Konsep Desain kapal perang amfibi BIP-19 (Mistral Class) pertama kali diumumkan ke publik pada event Euronaval 1998, begitu pula dengan pemenang kontrak pembuatan oleh galangan kapal Direction des Constructions Navales (DCN, sebelum menjadi DCNS) di kota Brest dan galangan Chantiers de l' Atlantique di kota Saint-Nazaire.
Rencananya beberapa parts Mistral di sub ke perusahaan-perusahaan lokal seperti Stocznia Remontowa de Gdańsk dan Thales. Thales diber tanggung jawab pada sistem komunikasi dan radar Mistral. Untuk instalasi mesin dilakukan di kota Lorient dan managemen sistem pertempuran (CMS) di kerjakan di Toulon.
Namun hingga Desember 2000 konstruksi dua kapal pertama, Mistral (L9013) dan Tonnerre (L9014) belum dikerjakan DCN karena kontrak belum diterima dari pemerintah Perancis. Kontrak baru di terima DCNS pada 22 Desember 2000, itupun setelah mendapat persetujuan otoritas pembelian pemerintah (Union des achats d'groupements public, UGAP). Konstruksi efektif berjalan pada akhir Juli 2001.
Galangan Chantiers de l'Atlantique ditugasi membuat modul depan kapal, dan perusahaan ini bertanggung jawab membawa modul tersebut setelah jadi ke galangan kapal DCN di Brest untuk perakitan akhir.
Pengerjaan satu unit kapal kelas Mistral memakan waktu hingga 34 bulan, dengan memakan biaya sekitar 685 juta Euro. Perkiraaan biaya yang sama dengan biaya pembuatan satu kapal HMS Ocean atau satu kapal USS San Antonio.
Proses pengerjaan dan assembling modul kapal Mistral Class
DCN memulai peletakan lunas bagian belakang di kedua kapal pada tahun 2002, Mistral pada 9 Juli dan Tonnerre pada 13 Desember. Sedangkan Chantiers de l'Atlantique melakukan peletakan lunas bagian depan kapal Mistral pada 28 Januari 2003 dan Tonnerre pada Februari 2003. Blok pertama buritan Tonnerre ditempatkan di drydock pada 26 Agustus 2003 dan Mistral pada 23 Oktober 2003. Keduanya dikumpulkan berdampingan di drydock yang sama.
Bagian haluan Mistral ditarik meninggalkan kota Saint-Nazaire pada 16 Juli 2004 dan tiba di DCN pada 19 Juli 2004. Kemudian pada 30 Juli 2004 kedua bagian Mistral digabung melalui proses kombinasi jumbostation di dermaga 9 DCN, sedangkan Tonnerre melakukan proses yang sama pada 2 Mei 2005.
Mistral diluncurkan sesuai jadwal pada 6 Oktober 2004, sedangkan Tonnerre diluncurkan pada 26 Juli 2005. Namun penyerahan kedua kapal tertunda satu tahun karena permasalahan sensor sistem SENIT 9 dan kesalahan rancangan di lantai linoleum pada bagian depan kapal. Akhirnya kapal resmi beroperasi di AL Perancis pada 15 Desember 2006 (Mistral) dan 1 Agustus 2007 (Tonnerre).
Dek dan Hanggar
Berdasarkan bobot tonase kapal, Mistral dan Tonnerre termasuk kapal perang terbesar dalam jajaran armada AL Perancis setelah kapal induk nuklir Charles de Gaulle. Namun keduanya (Mistral dan Charles de Gaulle) mempunyai ketinggian batas air yang sama.
Dek landasan helikopter mempunyai luas sekitar 6.400 meter persegi dengan enam titik pendaratan, dimana salah satunya mampu menopang berat helikopter berbobot 33 ton. Di bawahnya terdapat dek hanggar helikopter seluas 1.800 meter persegi, di hanggar ini perawatan heli dilakukan. Untuk mempermudah perawatan hanggar ini telah dilengkapi dengan overhead crane.
Landasan dan hanggar helikopter dihubungkan oleh dua unit lift yang mampu mengangkat bobot seberat 13 ton. Lift utama terletak di bagian belakang kapal dengan luas 225 meter persegi, lift ini cukup luas menampung helikopter tanpa harus melipat rotor heli. Pada lift kedua punya luas 120 meter persegi yang dilengkapi dengan alat bantu derek (crane) yang diletakkan di belakang superstruktur.
Semua helikopter militer yang dioperasikan Perancis dituntut harus mampu lepas landas dari atas kapal Mistral, saat ini Perancis mengoperasikan beberapa jenis heli diantaranya : Westland Lynx, Cougar, NH90, Puma, Écureuil, Panther dan heli serang Tigre. Russia pun menuntut hal yang sama ke DCNS, dimana heli-heli militer harus bisa lepas landas dari dek Mistral yang akan dibelinya.
Dek landasan heli di Mistral mempunyai luas 6400 meter persegi. Tampak heli angkut berat AS mendarat diatas geladak Mistral
Pada 10 Mei 2007, sebuah heli angkut berat CH-53 Sea Stallion dari US Navy juga pernah melakukan pendaratan dikapal Mistral. Menurut komandan pertama FS Mistral, Capitaine de vaisseau Gilles Humeau, kapasitas landasan dan hanggar deck memungkinkan kapal menampung operasional heli hingga 30 unit helikopter.
Kapal Mistral juga mampu menampung hingga 450 tentara, untuk kondisi tertentu kemampuannya bisa ditingkatkan hingga dua kali lipatnya. Hanggar kendaraan tempur mempunyai luas sekitar 2.650 meter persegi, dengan kemampuan angkut sekitar 40 batalion tank atau 13 kompi tank jenis Leclerc dan 46 kendaraan tempur lainnya.
Sebagai perbandingan, kapal kelas Foudre dapat membawa hingga 100 kendaraan tempur, termasuk 22 tank AMX- 30, padahal kapal ini hanya mempunyai luas hanggar kurang dari 1.000 meter persegi.
Untuk hanggar debarkasi basah mempunyai luas 885 meter persegi, yang mampu menampung empat kapal pendarat atau dua kapal pendarat jenis hovercraft LCAC ukuran sedang. Meskipun Perancis belum tertarik membeli LCAC, namun AL Perancis mulai mempertimbangkan pembeliannya karena kemampuannya mendaratkan platform di hampir 70% garis pantai yang ada di dunia.
Kapal pendarat konvensional mempunyai keterbatasan pada pendaratan di lokasi berpasir dan berrawa-rawa. Saat ini litbang AL Perancis (DGA) tengah mengembangkan dan memodernisasi armada kapal pendaratnya dengan yang berukuran 59 ton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar