JAKARTA - Pemerintah mendukung pengembangan industri bidang pertahanan dan keamanan oleh pelaku-pelaku usaha dalam negeri. Melalui pameran industri pertahanan (Indo-Defence 2010) yang akan digelar 10-13 November nanti, pemerintah mendorong terjalinnya kontak bisnis dan transfer teknologi yang dapat dimanfaatkan bagi perkembangan industri pertahanan tanah air.
"Pameran ini terbuka bagi mereka yang tertarik pada industri pertahanan, dari dalam dan luar negeri," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dalam jumpa pers di kantornya, di Jakarta, Kamis (4/11).
Pameran bertajuk 'Indodefence Expo and Forum' ini merupakan langkah awal dalam rencana jangka panjang pemerintah untuk membangun industri pertahanan dan keamanan di tanah air. Pameran yang akan digelar untuk keempat kalinya ini, lanjut Purnomo, sejalan dengan rencana pemerintah untuk memenuhi kebutuhan alutsista TNI dan kepolisian menggunakan produk-produk industri dalam negeri. "Tentunya yang kualitasnya sudah teruji," ucap dia.
Purnomo mengatakan, meski bukan pameran khusus antarnegara, pameran akan diikuti oleh lebih dari 400 peserta dari 38 negara, termasuk pabrikan-pabrikan peralatan militer terkemuka. "Tidak harus diwakili oleh negara, tapi oleh industrinya. Misalnya, Amerika Serikat dan Cina. Pabriknya yang tertarik untuk memasarkan produk-produknya," ujar dia.
Pembelian Pesawat Super Tucano
Selain pameran peralatan pertahanan dan keamanan, kali ini Kemenhan juga akan meneken beberapa kesepakatan kerja sama. Di antaranya, pembelian pesawat Super Tucano menggantikan pesawat OV-10 Bronco, serta pengembangan produk bom udara untuk pesawat tempur Sukhoi hasil kerjasama PT Pindad dan perusahaan asal kota Malang, Jawa Timur. Juga ada pembuatan payung parasut untuk pasukan khusus Angkatan Darat yang diproduksi oleh perusahaan asal Tulungagung.
Pemerintah, kata Purnomo, juga tengah memproduksi seribu roket pertahanan jenis kaliber 122mm dengan daya tembak sejauh 14,5 km berhulu ledak. Roket sudah diuji coba di Pusat Latihan Tempur TNI di Baturaja, dan masih terus dikembangkan. Roket ini akan digunakan untuk pertahanan TNI Angkatan Laut.
"Pameran ini terbuka bagi mereka yang tertarik pada industri pertahanan, dari dalam dan luar negeri," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dalam jumpa pers di kantornya, di Jakarta, Kamis (4/11).
Pameran bertajuk 'Indodefence Expo and Forum' ini merupakan langkah awal dalam rencana jangka panjang pemerintah untuk membangun industri pertahanan dan keamanan di tanah air. Pameran yang akan digelar untuk keempat kalinya ini, lanjut Purnomo, sejalan dengan rencana pemerintah untuk memenuhi kebutuhan alutsista TNI dan kepolisian menggunakan produk-produk industri dalam negeri. "Tentunya yang kualitasnya sudah teruji," ucap dia.
Purnomo mengatakan, meski bukan pameran khusus antarnegara, pameran akan diikuti oleh lebih dari 400 peserta dari 38 negara, termasuk pabrikan-pabrikan peralatan militer terkemuka. "Tidak harus diwakili oleh negara, tapi oleh industrinya. Misalnya, Amerika Serikat dan Cina. Pabriknya yang tertarik untuk memasarkan produk-produknya," ujar dia.
Pembelian Pesawat Super Tucano
Selain pameran peralatan pertahanan dan keamanan, kali ini Kemenhan juga akan meneken beberapa kesepakatan kerja sama. Di antaranya, pembelian pesawat Super Tucano menggantikan pesawat OV-10 Bronco, serta pengembangan produk bom udara untuk pesawat tempur Sukhoi hasil kerjasama PT Pindad dan perusahaan asal kota Malang, Jawa Timur. Juga ada pembuatan payung parasut untuk pasukan khusus Angkatan Darat yang diproduksi oleh perusahaan asal Tulungagung.
Pemerintah, kata Purnomo, juga tengah memproduksi seribu roket pertahanan jenis kaliber 122mm dengan daya tembak sejauh 14,5 km berhulu ledak. Roket sudah diuji coba di Pusat Latihan Tempur TNI di Baturaja, dan masih terus dikembangkan. Roket ini akan digunakan untuk pertahanan TNI Angkatan Laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar